Sabtu, 08 Desember 2012

PERSOALAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Dilema Sentralisasi, Dekonsentrasi, dan Desentralisasi

Sesuai dengan UU No. 32  tahun 2004  pendidikan adalah salah satu kewenangan yang didesentralisasikan. Dengan demikian,  desentralisasi pengelolaan guru merupakan amanah yang harus dilaksanakan. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam mengangkat, mendistribusikan, mengembangkan karir, membina kempetensi dan profesionalisme guru,  dan insentif.
Sistem pengelolaan guru secara desentralisasi ternyata berdampak multidimensi, seperti kesulitan sistem distribusi, penilaian kinerja, pembinaan dan pengembangan profesional, dan aneka ekses lainnya. Karena itu PGRI perlu melakukan analisis dan diskusi mendalam mengenai kemungkinan melakukan resentralisasi atau dekonsentrasi pengelolaan guru, bahkan resentralisasi atau dekonsentrasi pengelolaan pendidikan pada umumnya. Di antara pilihan sistem itu, sentralisasi pengelolaan guru agaknya merupakan pilhan yang paling cocok. Namun demikian, upaya ini menuntut lahirnya produk hukum baru mengenai sistem pengelolaan guru, sekaligus meninjau ulang produk hukum yang sudah ada.
Perlu dipikirkan pengaturan yang sesuai bagi daerah-daerah yang pengelolaan pendidikannya sangat baik di antara kebanyakan pengelolaan pendidikan yang bermasalah di era desentralisasi ini.

Bahan Uji Publik: Kurikulum 2013

Silakan klik link berikut untuk mengunduh:
 

Berikan masukan terbaik Anda agar kurikulum ini benar-benar 
mampu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Salam!!!!

BIMA DALAM SEJARAH



1.    Sejarah Awal


  1. Asal usul


Secara historis orang Bima atau Dou Mbojo dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk asli yang disebut Dou Donggo yang menghuni kawasan bagian barat teluk, tersebar di gunung dan lembah dan Dou Mbojo yang menghuni kawasan pesisir pantai dan merupakan suatu ras bangsa campuran dengan orang Bugis-Makasar dengan ciri rambut lurus sebagai orang Melayu di pesisir pantai.

Dari penelitian Zollinger (1847) berpendapat bahwa Dou Donggo (Donggo Di) dan penduduk Bima di sebelah timur laut teluk Bima (Dou Donggo Ele) menunjukkan karakteristik yang jelas sebagai ras bangsa yang lebih rendah, kecuali beberapa corak yang menunjukkan kesamaan dengan orang-orang Bima di sebelah timur Teluk Bima. Sedangkan penelitian Elber Johannes (1909-1910) menyimpulkan pada dasarnya orang Bima yang tinggal di sekitar ibukota adalah ras bangsa yang lebih tinggi, hidup pula ras bangsa campuran yang bertalian dengan orang Bugis dan Makasar yaitu ras bangsa Melayu Muda.

Dalam pencatatan Kitab BO, bahwa para ncuhi berasal dari Hindia Belakang (Indo Cina) sebagai asal-usul dari penduduk di pesisir pantai. 

PENELITIAN KUALITATIF DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

A. Pendahuluan   Ketika kita bergaul sehari-hari seringkali kita berargumen satu sama lain. Kita bercakap-cakap untuk mempe...