Rabu, 13 Oktober 2010

BIDANG KAJIAN MSDM

1.    PENGERTIAN, TUJUAN, DAN PERENCANAAN STRATEGI MANAJEMEN SDM

a. Pengertian manajemen SDM
b. Tujuan manajemen SDM
c. Indikator-indikator manajemen SDM
1) Perencanaan
2) Pengadaan dan penempatan
3) Pengembangan
4) Iklim kerja
5) Partisipasi
6) Penghargaan
7) Pengimbalan/merit system
8) Peremajaan
9) Tempat kerja

d. Perencanaan strategi

1) Ramalan masa depan
2) Lingkungan
3) Kekuatan

a) Spesialisasi
b) Gelar
c) Pangkat
d) Jumlah

4) Kelemahan

a) Spesialisasi
b) Gelar
c) Pangkat
d) Jumlah
5) Tantangan
6) Peluang

2. ANALISIS JABATAN DAN DESKRIPSI TUGAS
a. Analisis jabatan

1) Unit kerja : Kepala unit
2) Kelompok tugas : Kepala bagian
3) Tugas sejenis : Kepala sub bagian
4) Tugas : Petugas

b. Tugas
1) Apa
2) Prosedur
3) Alat-alat
4) Metode
5) Kerja sama dengan siapa
6) Melaporkan hasil kerja pada siapa

c. Kualifikasi tugas
1) Bakat
2) Kemampuan umum
3) Keterampilan
4) Kreatifitas
5) Ijazah
6) Kepribadian
7) Kondisi fisik
8) Pengalaman

d. Deskripsi tugas
1) Tujuan
2) Uraian tugas
3) Kriteria keberhasilan
4) Spesialisasi yang dibutuhkan
5) Hubungan dengan teman kerja
6) Syarat tempat kerja
7) Posisi petugas: tetap, harian, kontrak
8) Pengalaman

3. SELEKSI DAN PENEMPATAN PERENCANAAN OPERASIONAL

a. Rekruitmen
1) Pengumuman
2) Iklan
3) Selebaran
4) Tes tertulis
5) Wawancara
6) Pengumuman kelulusan

b. Tugas
1) Rank hasil test tertulis
2) Skor-skor sub tes
3) Kemampuan umum
4) Spesialisasi/bakat
5) Kesungguhan hati
6) Kepribadian/watak
7) Keterampilan
8) Peta hasil seleksi

c. Penempatan/perencanaan operasional
1) Kondisi SDM sekarang
2) Tempat-tempat yang sudah terisi
3) Tempat-tempat yang masih kosong
4) Kesesuaian petugas yang sudah ada dengan tugas
5) Ketidak sesuaian petugas dengan tugas
6) Keadaan diatas dikonfrontasi dengan peta hasil test
7) Penggeseran
8) Penempatan

d. Reviu berkala, bila perlu direvisi/tukar tempat kerja

4. PENGEMBANGAN SDM

a. Studi lanjut : Pendidikan formal
1) Tugas belajar
2) Ijin belajar
3) Belajar tanpa ijin

b. Pengembangan keterampilan : Pendidikan non formal
1) Kursus
2) Pendidikan dan pelatihan
3) Penataran bertindak lanjut
4) Penataran pendampingan

a. Pertemuan ilmiah
1) Seminar
2) Lokakarya
3) Simposium
4) Diskusi panel
5) Laporan penelitian

b. Pengembangan mandiri : pendidikan informal
1) Membeli buku
2) Meminjam buku
3) Ke perpustakaan
4) Perpustakaan pribadi
5) Jurnal-jurnal
6) Hasil penelitian
7) Internet

c. Penelitian
1) Biaya orang lain
2) Biaya sendiri
3) Pesanan

d. Penulisan buku teks
e. Penuisan artikel
1) Hasil penelitian
2) Hasil berpikir

f. Melakukan proyek-proyek percobaan

1) biaya orang lain
2) Biaya sendiri
g. Pengabdian masyarakat
1) Pengembangan masyarakat
2) Kerjasama dengan Masyarakat
3) Kerjasama dengan komite sekolah

5.    ANTAR HUBUNGAN DAN IKLIM KERJA

a.    Pengertian antar hubungan
b.    Lingkup antar hubungan
1)    Pergaulan
2)    Komunikasi
3)    Iklim kerja
4)    Kerjasama
5)    Toleransi
6)    Demokrasi
7)    Musyawarah
8)    Hubungan kesejawatan vertikal dan horizontal
c.    Memperbaiki komunikasi
1)    Tujuan jelas
2)    Sesuai dengan kemampuan pendengar
3)    Jalan yang ditempuh
4)    Medianya
5)    Ciptakan minat bersama
6)    Waktu yang tepat
7)    Volume/load yang tepat
8)    Dinilai hasilnya
d.    Pengertian iklim kerja
e.    Macam-macam iklim kerja
1)    Terbuka
2)    Partisipatif
3)    Humanisif
4)    Tertutup
5)    Eksploitatif
6)    Kustodial/disiplin kaku
f.    Faktor-faktor penentu iklim kerja
1)    Kepemimpinan
2)    Motivasi
3)    Komunikasi
4)    Pembuatan keputusan
5)    Penentuan tujuan
6)    Pengawasan

6.    KERJASAMA DAN PARTISIPASI

a.    Pengertian partisipasi : terlibat atas kemauan sendiri
b.    Tempat partisipasi
1)    Di sekolah
2)    Di masyarakat
c.    Lingkup partisipasi
1)    Bentuk
2)    Bidang
3)    Cara
d.    Meningkatkan partisipasi
1)    Survai umpan balik : data dianalisis : pemecahan
2)    Pertemuan konfrontasi : berantai : pemecahan
3)    Membangun tim : ada ekspert : diskusi : belajar kerjasama
4)    Saling memberi data terbuka : anonim : saling mengoreksi : diskusi
5)    Proses konsultasi : alternatif-alternatif pemecahan
6)    Model struktur : struktur diubah : metode sokratis : memperkaya job
7)    Kelompok training : diskusi: debat, sanggahan : sadar
8)    Siklus kualitas : ada ekspert: diskusi sebidang studi dan praktek (berulang-ulang)
e.    Pengertian kerjasama : terorganisasi
f.    Macam-macam kerjasama
1)    Tim kerja
2)    Insidental
3)    Rutin/unit kerja
4)    Proyek dalam organisasi
5)    Proyek dengan orang lain
6)    Sebagai lini
7)    Sebagai staf
8)    Sebagai fungsi
g.    Cara-cara bekerja sama
1)    Saling menghormati/menghargai
2)    Menghargai kelebihan orang lain
3)    Mengakui kelemahan diri sendiri
4)    Komitmen besar
5)    Bisa bersepakat
6)    Tidak banyak perhitungan tenaga dan waktu
7)    Sikap kebersamaan

7.    PENYELESAIAN KONFLIK

a.    Pengertian konflik
b.    Organisasi informal
c.    Sebab-sebab konflik
1)    Interes tersendiri
2)    Ketidakadilan
3)    Kelemahan
4)    Ketidakmampuan berintegrasi
5)    Rebutan kekuasaan
6)    Rebutan proyek
7)    Politik
d.    Dampak konflik
1)    Konflik tinggi dan rendah : buruk bagi organisasi
2)    Konflik moderat : baik bagi organisasi
e.    Konflik destruktif
1)    Konflik dianggap negatif
2)    Konflik tertutup
f.    Konflik konstruktif
1)    Konflik direspon positif
2)    Konflik terbuka
3)    Konflik didekkati dengan produktif
g.    Metode pemecahan konflik
1)    Konfrontasi : dilawan
2)    Dominasi/penekanan
a)    Voting mayoritas
b)    Paksaan
3)    Menghindar
4)    Kompromi/akomodasi
a)    Yang bertentangan dipisah
b)    Diselesaikan oleh wasit pihak ketiga
c)    Kembali ke peraturan yang berlaku
d)    Disuap/kompensasi
5)    Konsensus/kolaborasi

8.    DINAMIKA DAN EVALUASI

a.    Dinamika stabil
b.    Kelemahan organisasi stabil/statis
1)    Tidak ada kemajuan
2)    Tidak mengikuti perkembangan jaman
3)    Mundur ditinjau dari segi perjalanan waktu
4)    Pennilaian orang luar menjadi jelek
5)    Lama-lama bangkrut
c.    Kebaikan organisasi dinamis
1)    Cepat maju
2)    Bisa mengikuti perkembangan jaman
3)    Ada inovasi
4)    Ada kreativitas
5)    Menjadi favorit
6)    Lebih mudah mendapat dana
d.    Dinamika dengan prinsip MBO
1)    Mengarah ke tujuan
2)    Perencanaan global ke perencanaan sendiri-sendiri
3)    Mengaplikasikan teori
4)    Motivasi
5)    Kreatifitas
6)    Kontrol diri sendiri
7)    Reviu bersama dalam unit kerja secara berkala : ada penyesuaian
8)    Hubungan kesejawatan vertikal dan horizontal
e.    Evalusi bersama ketua dan petugas
1)    Ada pencatatan data harian positif ditandatangani bersama
2)    Ada pencatatan data harian negatif ditandatangani bersama
3)    Hasil evaluasi termasuk berdasarkan kedua data diatas
4)    Evaluasi untuk kepangkatan
5)    Evaluasi untuk pengimbalan
6)    Evaluasi untuk dp3
7)    Evaluasi untuk studi lanjut
8)    Evaluasi untuk ikut pengembangan lainnya

9.    PENGHARGAAN DAN PENGIMBALAN

a.    Pengertian penghargaan
b.    Jenis-jenis penghargaan
1)    Tugas belajar
2)    Ijin belajar
3)    Pangkat melompat
4)    Sastra
5)    Teknologi
6)    Masa kerja
7)    Pengabdian masyarakat
8)    Jabatan baru
9)    Ketua projek
10)    Kepala rombongan
11)    Perumahan
12)    Kendaraan dinas
13)    Pakaian
14)    Tunjangan kesejahteraan
15)    Uang beras
16)    Uang lauk pauk
17)    Uang transportasi
c.    Pengertian pengimbalan
d.    Jenis-jenis pengimbalan
1)    Bonus karya nyata
2)    Bonus kesenian keliling
3)    Bonus jual jasa
4)    Bonus koperasi
5)    Bonus pertanian
6)    Bonus perternakan
7)    Jasa pembinaan karya ilmiah siswa
8)    Jasa pengembangan masyarakat
9)    Jasa inovasi
10)    Jasa teknologi
11)    Jasa olahraga

10.    PEREMAJAAN DAN KONRAK KERJA

a.    Rasional peremajaan
1)    Pensiun
2)    Kematian
3)    Kepindahan
4)    Pemberhentian
b.    Metode peremajaan
1)    Magang
2)    Asisten
3)    Percobaan
4)    Pencangkokan
5)    Tugas belajar
6)    Ijin belajar
c.    Sifat-sifat tugas
1)    Pegawai tetap
2)    Pegawai harian
3)    Kontrak kerja
d.    Macam kontrak kerja
1)    Kontrak kerja tidak terbatas
2)    Kontrak kerja terbatas
e.    Peraturan kontrak kerja
1)    Macam kontrak kerja ditentukan
2)    Dievaluasi secara kontinyu
3)    Hasil evaluasi baik : terus
4)    Hasil evaluasi jelek : stop
f.    Kontrak kerja dilakukan pada
1)    Petugas rendahan
2)    Petugas baru
3)    Petugas percobaan
4)    Petugas yang kemampuannya kurang
5)    Petugas tidak disiplin
6)    Petugas sering absen
7)    Petugas sakit-sakitan
g.    Perubahan status petugas
1)    Harian berubah ke pekerja tetap
2)    Kontrak kerja ke kerja harian

11.    TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

a.    Tempat kerja
1)    Fentilasi/pencahayaan
2)    Bersih
3)    Volume
4)    Jauh dari kebisingan
b.    Pengertian lingkungan kerja
c.    Lingkup lingkungan kerja
1)    Prasarana
2)    Sarana
d.    Lingkup pra-sarana
1)    Halaman
2)    Jalan di halaman
3)    Pagar
4)    Berbagai gedung dan ruangan
5)    Tempat sembahyang
6)    Tempat olahraga
7)    Tempat kesenian
8)    Tempat parkir
9)    Laboratorium
10)    Perpustakaan
11)    Pusat sumber belajar
12)    Bengkel kerja
e.    Lingkup sarana
1)    Alat-alat bekerja
a)    Papan tulis
b)    Lemari
c)    Rak
d)    Meja kursi petugas
e)    Meja kursi siswa
f)    Bahan habis pakai
2)    Media kerja
a)    Buku pedoman
b)    Buku-buku tugas
c)    Komputer
d)    Internet
e)    Televisi
f)    Majalah
g)    Surat kabar
h)    OHP
i)    CD
3)    Alat-alat belajar/peraga
a)    Ensiklopedi
b)    Kamus
c)    Atlas
d)    Globe
e)    Alat-alat bengkel kerja
f)    Alat-alat kerja nyata
f.    Pengetian kondusif
1)    Lengkap/relevan
2)    Kuantitas
3)    Kualitas
4)    Mutakhir

12.    INFORMASI

a.    Pengertian : fakta, data, informasi
b.    Manfaat informasi
1)    Pengambilan keputusan manajer
2)    Kenaikan pangkat
3)    Jabatan
4)    Perpindahan dan rotasi
5)    DP3
6)    Studi lanjut
7)    Studi perkembangan
8)    Penempatan tenaga baru
c.    Informasi tentang kepribadian
1)    Pribadi
2)    Kemampuan umum
3)    Watak
4)    Bakat
5)    Perilaku harian yang positif dan negatif
d.    Informasi tentang tata kerja
1)    Dedikasi
2)    Ketekunan
3)    Ketelitian
4)    Ketepatan waktu
5)    Ketepatan kriteria
6)    Kreativitas
7)    Inovasi
8)    Kerjasama dengan teman sejawat dan masyarakat
e.    Informasi tentang pekerjaan
1)    Bidang kerja
2)    Jabatan yang pernah dialami
3)    Rotasi/mutasi yang pernah dialami
f.    Informasi tentang hasil kerja
1)    Ketepatan kualitas
2)    Ketepatan kuantitas
3)    Efisiensi
g.    Informasi terhadap masyarakat pendukung
1)    Aspirasi
2)    Komitmen
3)    Kontribusi
4)    Kerjasama
5)    Pengembangan

13.    PENELITIAN

a.    Manfaat penelitian manajemen SDM
1)    Data/informasi
2)    Pengembangan
3)    Pengadaan
4)    Kepustakaan
b.    Jenis-jenis penelitian
1)    Pengembangan dengan penilaian aksi
2)    Pengembangan dengan uji coba konsep
3)    Pengembangan dengan eksperimen
4)    Pengaruh/korelasi
5)    Analisis faktor
6)    Perbedaan
7)    Survai
c.    Pendekatan penelitian
1)    Kualitatif
2)    Kuantitatif
d.    Yang melakukan penelitian
1)    Manajer
2)    Petugas
3)    Badan SIM
e.    Penelitian-penelitian yang penting dalam manajemen SDM
1)    Pengembngan kompetensi dan kinerja petugas
2)    Pengembangan keterampilan petugas
3)    Eksperimen tentang merit system
4)    Eksperimen memakai catatan perilaku harian untuk kepentingan disiplin dan dedikasi
5)    Pengaruh insentif dan pengimbalan terhadap kinerja
6)    Mencari indikator-indikator yang tepat dalam manajemen SDM beserta rankingnya
7)    Perbedaan implikasi manajemen humanistik (teori Y) dengan manajemen birokratik dalam menangani SDM
8)    Kelebihan dan kelemahan SDM
9)    Kondisi SDM di lembaga pendidikan

Materi Kuliah: Prof. Dr. Made Pidarta, 2008.

MENGGAGAS PROGRAM MICRO TEACHING BERSUBSIDI

    “Ukh... seperti BBM saja, pakai subsidi segala!” demikian celetuk salah seorang teman dekatku ketika kulontarkan ide ini. Lalu kami pun tertawa terbahak-bahak. 
    “Biar aku jelaskan,” ucapku kemudian ketika kulihat rona wajahnya semakin menyiratkan kebingungan.
    “Sebaiknya aku mulai dengan realita yang sangat menyesakkan dada yang dihadapi sebagian besar mahasiswa kita. Mereka sepertinya belum siap berdiri di muka kelas. Menjadi guru dalam situasi yang sesungguhnya. Mereka perlu bekal yang bukan hanya cukup, tapi lebih baik untuk dapat meyakinkan siswa, Guru Pamong dan Institut bahwa mereka sudah layak untuk menjadi pemegang otoritas kelas selama alokasi waktu yang ditentukan.”
    “Ah, itu hanya perasaanmu saja,” potong temanku yang rupanya kurang setuju dengan pendapat mirisku itu.
    "Mungkin benar itu hanya perasaan yang bermain di anganku. Tapi setelah membimbing mahasiswa PPL selama sepuluh tahun, aku menemukan fenomena yang sama. Sebagian besar adik-adik kita bahkan tidak bisa membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), apalagi diminta untuk membuat RPP yang di dalamnya memuat unsur-unsur kreatif,” ucapku mencoba membela diri.
    “Tapi mereka adalah calon guru, bukan? Jangan gunakan kacamata anda sebagai guru senior dengan pengalaman yang cukup. Mereka sedang berlatih menjadi guru yang sesungguhnya. Mereka sedang dalam proses ke arah itu. Pada saatnya nanti mereka akan bisa seperti yang anda harapkan, dan itu adalah tugas kita sebagai guru pamong untuk membuatnya “bisa” melakukan semua yang anda harapkan,” jelas temanku berapi-api dengan mimik serius.
     "It takes time! Menurutku tugas Guru Pamong adalah menjembatani kondisi ril pembelajaran di sekolah dengan kemampuan dasar yang dimiliki mahasiswa sebagai salah satu output yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Bukan saatnya Guru Pamong mengajari mereka bagaimana menyusun program tahunan, program semester, silabus, RPP, handout, dan bagaimana menggunakan media. Hal-hal semacam itu seharusnya sudah dimiliki mahasiswa ketika mereka mengambil Program Pengalaman Lapangan, dan keterampilan semacam itu menjadi tugas Dosen,” elakku tak mau kalah.
    “Oke,... oke! Kalau itu saya setuju. Jadi apa kaitannya dengan Program Micro Teaching Bersubsidi yang anda maksudkan tadi?”
    “Institut hendaknya menjalin kerjasama lebih awal dengan pihak sekolah. Sekolah  sebagai konsumen hendaknya dilibatkan sewaktu program micro teaching. Institut bisa bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk dapat menghadirkan guru-guru SMP  dan SMA yang telah memiliki lisensi instruktur untuk membimbing mahasiswa. Bukankah Dinas Pendidikan Kota Mataram saat ini sedang mencanangkan Program Pembinaan Melalui Pola Pendampingan terhadap guru-guru sesuai rumpun mata pelajaran? Program itu dianggap berhasil membantu para guru dalam banyak hal, seperti metodologi, penggunaan media, pengelolaan kelas, dan yang paling penting adalah kesamaan persepsi tentang bagaimana melakukan curriculum breakdown.”
     “Lalu, Subsidi?...... Nah, lho...!” selidiknya ketika melihat aku mengernyitkan kening.
Sesaat aku bingung. Kucoba menerawang dan mengumpulkan berbagai kemungkinan yang paling realistis. Memoriku terpaut pada kalimat-kalimat Dr. Fasli Jalal (Direktur Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan)  setahun yang lalu, bahwa mutu pendidikan hanya dapat diraih dengan melibatkan tiga pilar utama pendidikan, yaitu pemerintah, masyarakat dan sekolah.
    “Peran UPPL!” ucapku mantap.
    “Haah, maksudnya?”
    “UPPL hendaknya mampu berperan maksimal mendayagunakan sumber-sumber pembiayaan baik dari pemerintah, masyarakat peduli pendidikan dan sekolah (institusi) dalam menopang pelaksanaan Micro Teaching Bersubsidi. Proposal yang realistis adalah salah satu jalan yang dapat membantu terselenggaranya program micro teaching bersubsidi. Bukankah anggaran pendidikan saat ini sudah memadai? Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Dikpora, dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dapat menjadi sumber dana yang menjanjikan. Asalkan melalui proses negosiasi yang logis dan terencana. Masyarakat dapat pula dilibatkan melalui pembicaraan yang intens dengan orang tua mahasiswa. Sekolah (institusi) diharapkan dapat  mengalokasikan dana swadaya untuk menunjang keberhasilan program.”
    Bukan hanya temanku itu yang termangu. Aku pun demikian. 
    Pembicaraan kecil itu berakhir dengan satu harapan bahwa institusi mampu menjawab kegelisahan sekolah-sekolah bahwa Program Pengalaman Lapangan yang dilaksanakan selama ini akan lebih berhasil jika ada kesiapan-kesiapan yang mengarah, terencana dan terprogram secara baik. Sekolah akan  dengan senang hati menerima ikatan kerjasama karena mahasiswa dapat dipercaya penuh untuk memegang otorita kelas. 
Semoga!

Selasa, 12 Oktober 2010

BIAS-BIAS SERTIFIKASI GURU

Hidangan kopi beraroma jahe dengan beberapa potong pisang goreng hangat menemani kami menghabiskan malam selepas tarawih bersama di sekolah pada malam ketujuh belas itu. Berbagai topik pembicaraan meluncur begitu saja. Lepas dan santai. Joke-joke yang menggelitik menjadi kembang indah. Mengikat keakraban sejati laksana sepenggal pagi yang hadir membungkus fajar.
Bias-bias sertifikasi guru menjadi topik favorit malam itu. Malam dingin justru terasa bagai seonggok unggun. Berbagai komentar, opini, perasaan, harapan dan fakta, terkuak, tumpah ruah bagai air pegunungan.
“Peraturan Pemerintah tentang Sertifikasi Guru belum ada, koq!” sanggah salah seorang guru mencoba mendinginkan suasana agar serasi dengan dinginnya malam. Mencoba memberikan realita atas harapan-harapan yang membumbung laksana mega berarak dari beberapa rekannya yang memang sedikit memahami tentang seluk-beluk sertifikasi guru.
“Sambut atau bila perlu jemput Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Menteri dan Daftar nama guru-guru yang sudah dianggap layak menyandang predikat profesi pendidik itu,” sambung guru muda yang baru saja mengunjungi situs Depdiknas dan membaca berbagai artikel tentang sertifikasi guru dalam jabatan, maupun program pendidikan profesi.
“Kalo yang bersertifikasi benar-benar guru pilihan, profesional dan memiliki kapabilitas jempolan, saya tidak akan berkomentar. Tapi, bukankah ada praktek ‘TUTUL’ (tutup dan tulis ulang, red.) yang mewarnai sertifikasi guru dua tahun ini. Jadi, purify pelaksanaan sertifikasi guru perlu dipertanyakan,” tambahnya sambil mengepulkan asap Dji Sam Soenya berkali-kali.
“Empat guru sudah mengikuti penilaian portofolio di sekolah kita. Mudahan mereka berhasil. Lalu, pendeknya mereka mendapatkan janji pemerintah. Gaji dua kali lipat. Bisa dijamin, nggak guru-guru yang belum bersertifikasi tidak iri dan kemungkinan terburuk bahkan motivasi kerja mereka akan anjlok sekian puluh derajat. Atau bisa-bisa pekerjaan dilimpahkan seluruhnya kepada guru–guru yang bersertifikasi. Kan berabe jadinya!” sambungnya panjang lebar. Ada nada pesimis dari rangkaian kalimatnya.
“Hal-hal semacam itu memang tidak dapat dihindari. Tapi menurut saya, pemerintah sudah memiliki piranti-piranti yang cukup valid untuk menangkal kemungkinan munculnya ekses-ekses serupa. Lagi pula guru-guru yang belum bersertifikasi juga tidak ingin terhambat kariernya dengan tidak mendukung setiap kebijakan yang ada. Harapannya justru dengan adanya guru-guru yang sudah bersertifikasi dan mendapat tunjangan tambahan sebesar satu kali gaji itu akan menjadi “pemantik api” motivasi bagi guru-guru lainnya,” terang si guru muda yang rupanya lebih bijak menanggapi masalah sertifikasi guru.
“Sebaiknya kita berdoa saja sambil membenahi diri. Moga-moga isu sertifikasi ini segera menjadi kenyataan, karena sudah pasti menjanjikan peningkatan harkat dan martabat guru. Bila memang belum mendapat giliran disertifikasi, segera saja kita kumpulkan dan susun yang rapi semua portofolio yang dibutuhkan. Bila dipanggil untuk mengikuti pendidikan profesi selama satu tahun, ikuti saja, sebab itu semua merupakan jaminan yang paling dapat diterima dari pemerintah. Berdoa saja mudahan besok akan muncul kebijakan lainnya yang lebih meringankankan guru, tetapi tetap mampu mengangkat harkat dan martabat profesi guru pada tingkat tertinggi, Amin!!” nasehat kepala sekolah yang juga turut menikmati desiran angin malam ketujuh belas Ramadhan sambil menghela napas. Memang, sih! Kepala sekolah kan sedang menunggu hasil pemeriksaan portofolionya. Wallahu a’lam!

PENELITIAN KUALITATIF DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

A. Pendahuluan   Ketika kita bergaul sehari-hari seringkali kita berargumen satu sama lain. Kita bercakap-cakap untuk mempe...