Abstrak
Practices make perfect memiliki paradigma bahwa suatu
tindakan akan teraplikasi dengan baik ketika tindakan itu dijadikan suatu
kebiasaan. Kebiasaan akan menjadi hal yang baik ketika dipandu dan diarahkan
dengan benar. Sekolah saat ini mengemban tugas mulia yaitu tidak hanya mendidik
para muridnya hardskill tetapi juga softkill. Paradigma pembelajaran yang
sebelumnya lebih menekankan pada apa yang perlu dipelajari murid telah beralih
pada bagaimana belajar. Guru merupakan agen perubahan dan dalam hal pembelajran
karakter, guru terletak pada garis depan dan oleh karenanya guru diharapkan
dapat menjadi role model bagi para muridnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam
empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di lingkungan
pendidikan saat ini menerapkan pendidikan karakter. Yaitu pola pendidikan yang
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga
peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu
merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan
kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
“pengetahuan yang baik (moral knowing)”, akan tetapi juga “merasakan
dengan baik atau loving good (moral feeling)”, dan “perilaku yang
baik (moral action)”. Kondisi demikian menjadi salah satu aspek
pendukung pada kemandirian siswa yang selanjutnya menjadi penguat kemandirian
bangsa sehingga menjadi simpul bagi semakin bermartabatnya NKRI.
Kata kunci:
pembiasaan, empat nilai konsensus dasar, pendidikan karakter, kemandirian, NKRI