Senin, 01 Agustus 2022

GERAKAN 1000 GURU PRO-MULIA UNTUK NTB GEMILANG


NTB Gemilang adalah tagline bagi Pembangunan Nusa Tenggara Barat tahun 2019 – 2024. Salah satu program NTB Gemilang adalah NTB Sehat dan Cerdas yang diharapkan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi daya saing daerah. Program-program unggulannya adalah: (a) Literasi Digital; (b) Rumah Bahasa; (c) Revitalisasi Posyandu; (d) NTB Juara; (e) Air Bersih Untuk Semua;  (f) Jamban Keluarga; (g) Re-engineering SMK; (h) Generasi Emas NTB; dan (i) Rumah Layak Huni, dan (j) NTB 1.000 cendekia. Proyek ini diharapkan dapat mendukung ikhtiar tersebut. Sebab, Program yang digelontorkan Pemerintah NTB salah satunya dapat diwujudkan dengan penguatan kapasitas SDM di sekolah, khususnya guru dan kepala sekolah. 

Tahun Pelajaran 2019/2020, Provinsi NTB mendidik 1.055.384 peserta didik pada semua jenjang Pendidikan. Siswa sebanyak itu, tergabung dalam 47.052 rombongan belajar yang tersebar pada 8.903 sekolah. Terdapat 84.022 Tenaga Pendidik dan 14.032 Tenaga kependidikan. 
Pada Jenjang SMP, terdapat 17.197 guru dengan 923 Kepala Sekolah. Dari jumlah tersebut, 96,6% telah mengantongi ijazah S1/DIV dan sebanyak hanya 36,6% yang sudah bersertifikat pendidik. Sementara 63,4% belum mengantongi Sertifikat Pendidik. Kondisi tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung bertalian dengan perolehan rerata Ujian Nasional tahun 2019 yang masih 7,20 digit di bawah rerata nasional. Jika rerata nasional 52,82 maka rerata Ujian Nasional jenjang SMP di NTB sebesar 45,62.  
Kondisi demikian tentu saja memberikan gambaran tantangan untuk menggerakkan guru dan kepala sekolah agar menjadi pionir bagi guru lain di sekolahnya dan sekolah lain di sekitarnya. 
Namun demikian, potensi dan harapan selalu ada. Di setiap sekolah, ada saja guru dan kepala sekolah yang memiliki wawasan terbuka, progresif dan MULIA. Guru-guru ini nantinya diberikan ruang, difasilitasi dan akan dibangun kapasitasnya agar menjadi lebih baik lagi. Setelah para pionir ini kuat dan mampu, maka diharapkan dapat menguatkan dan membuka wawasan guru-guru lainnya, sehingga akan tersedia semakin banyak guru dan kepala sekolah penggerak di Nusa Tenggara Barat. 
Gerakan 1000 Guru NTB PRO-MULIA merupakan sebuah variabel besar dalam upaya membangun kapasitas Guru NTB yang sesuai dengan corak, budaya dan kemampuan guru dan kepala sekolah di NTB saat ini. Setelah melalui berbagai macam pola pembinaan guru yang selama ini dilaksanakan baik oleh LPMP NTB (sebelum berganti nama), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi maupun Kabupaten/Kota, hasilnya benar-benar tidak mampu mendongkrak profesionalisme guru lebih-lebih kompetensi siswa. 
Program PRO-MULIA adalah sebuah program yang saling terkait dan saling mendukung satu sama lain dalam konteks membangun Kemampuan Literasi Guru dan Literasi Siswa. PRO-MULIA adalah akronim dari Progresif (PRO), Motivator (M), Unggul (U), Literatif (L), Inovatif (I) dan Adaptif (A). Kelima poin besar tersebut diharapkan dimiliki oleh 1000 Guru  NTB, sehingga pada saatnya nanti akan ada 1000 guru progresif yang mampu menjadi motivator bagi guru lainnya. 1000 Guru unggul di sekolah tempatnya bertugas. 1000 Guru yang menjadi penyangga bagi pengembangan literasi siswa dan semua civitas akademik di sekolah. 1000 Guru yang memiliki inovasi-inovasi hebat dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran, mengelola kelas, mensukseskan program Merdeka Belajar, sekolah ramah dan sekolah berkarakter kuat. 1000 Guru yang peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru yang diharapkan mampu menjadi pionir bagi sebagian guru “gaptek” yang saat ini masih sangat kuat mewarnai kompetensi guru di Nusa Tenggara Barat.
Tahun Pelajaran 2021/2022, Provinsi NTB mendidik 1.055.384 peserta didik pada semua jenjang Pendidikan. Siswa sebanyak itu, tergabung dalam 47.052 rombongan belajar yang tersebar pada 8.903 sekolah. Terdapat 84.022 Tenaga Pendidik dan 14.032 Tenaga kependidikan. 
Pada Jenjang SMP, terdapat 17.197 guru dengan 923 Kepala Sekolah. Dari jumlah tersebut, 96,6% telah mengantongi ijazah S1/DIV dan sebanyak hanya 36,6% yang sudah bersertifikat pendidik. Sementara 63,4% belum mengantongi Sertifikat Pendidik. Kondisi tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung bertalian dengan perolehan rerata Ujian Nasional tahun 2019 yang masih 7,20 digit di bawah rerata nasional. Jika rerata nasional 52,82 maka rerata Ujian Nasional jenjang SMP di NTB sebesar 45,62.  
Kondisi demikian tentu saja memberikan gambaran tantangan untuk menggerakkan guru dan kepala sekolah agar menjadi pionir bagi guru lain di sekolahnya dan sekolah lain di sekitarnya. 
Namun demikian, potensi dan harapan selalu ada. Di setiap sekolah, ada saja guru dan kepala sekolah yang memiliki wawasan terbuka, progresif dan MULIA. Guru-guru ini nantinya diberikan ruang, difasilitasi dan akan dibangun kapasitasnya agar menjadi lebih baik lagi. Setelah para pionir ini kuat dan mampu, maka diharapkan dapat menguatkan dan membuka wawasan guru-guru lainnya, sehingga akan tersedia semakin banyak guru dan kepala sekolah penggerak di Nusa Tenggara Barat. 





QEDO_IDEAS




Tidak ada komentar:

PENELITIAN KUALITATIF DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

A. Pendahuluan   Ketika kita bergaul sehari-hari seringkali kita berargumen satu sama lain. Kita bercakap-cakap untuk mempe...